Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang cukup umum di Indonesia. Obesitas itu tidak baik untuk kesehatan anak Mums, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Maka dari itu, penting bagi Mums untuk mengambil langkah-langkah pencegahan obesitas sejak dini. Berikut cara mencegah obesitas pada anak!
Apakah si Kecil Obesitas?
Bagaimana cara mencari tahu bahwa anak mengalami obesitas? Berat badan normal untuk anak itu beragam. Setiap anak tumbuh dalam laju yang berbeda. Mums bisa mengukur apakah berat badan si Kecil normal.
Untuk anak berusia dua tahun dan di atasnya, berat badan normalnya bisa diukur menggunakan kalkulator indeks massa tubuh yang melibatkan usia, tinggi, serta berat badan untuk melihat apakah si Kecil berat badannya kurang, normal, kelebihan, atau obesitas. Kalkulator indeks massa tubuh ini hanya digunakan untuk anak-anak berusia dua tahun lebih.
Teknik pengukuran ini dapat membantu mencari tahu kondisi berat badan anak karena mendeteksi obesitas itu tidak selalu mudah, khususnya pada balita yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Untuk lebih jelasnya tentang kalkulator indeks massa tubuh, sebaiknya Mums berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Anak Obesitas?
Jangan panik dulu Mums jika si Kecil mengalami obesitas. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari faktor penyebab meningkatnya berat badan anak. Mulailah dengan berkonsultasi dengan dokter anak. Nantinya, dokter akan membuat perencanaan khusus yang bertujuan untuk menurunkan berat badan anak menjadi normal.
Berkonsultasi dengan dokter terkait langkah yang perlu dilakukan itu penting supaya berat badan anak bisa kembali normal, tanpa kehilangan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Jangan pernah melakukan diet pada anak tanpa pengawasan dokter ya, Mums.
Cara Mencegah Obesitas pada Anak
Berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada anak:
Hindari Minum Jus
Meskipun minum jus buah sesekali mungkin baik dan sehat, disarankan untuk tetap memilih air putih atau susu sebagai minuman utama anak. Jus buah yang banyak dijual di pasaran seringkali mengandung pemanis buatan dan tambahan gula. Tanpa tambahan gula pun, jus tidak mengandung banyak serat, seperti buah utuh.
Pantau Lingkungan Dimana Anak Beraktivitas
Kalau anak sedang menjalani PAUD atau sering menghabiskan waktu di rumah keluarga terdekat, coba cari tahu apa saja yang ia konsumsi di sana, aktivitas fisik apa yang dilakukan, dan berapa banyak screen time yang diberikan. Setelah itu, carilah cara untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk anak.
Dorong Anak untuk Mau Mengonsumsi Makanan Bernutrisi
Tidak jarang balita bersifat picky eater atau suka memilih-milih makanan. Namun, Mums disarankan untuk tetap memberikan si Kecil buah-buahan, sayuran, whole grain, dan protein tanpa lemak. Mums bisa berkreasi mencari cara untuk mengolah sayuran sesuai dengan selera si Kecil.
Bantu Anak untuk Mendapatkan Tidur yang Cukup
Tidur siang yang rutin dan waktu tidur malam yang dini dan konsisten dapat membantu anak untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini menurunkan risiko anak mengalami tantrum, sehingga Mums lebih mudah memperkenalkan makanan bernutrisi untuknya ataupun mengajaknya melakukan aktivitas fisik.
Pastikan Anak Beraktivitas yang Cukup
Idealnya, balita aktif secara fisik pada kebanyakan hari dalam seminggu. Aktif secara fisik yang dimaksud di sini termasuk bermain di luar ruangan. Anak-anak tidak perlu melakukan rutinitas olahraga tertentu. Mums cukup mengajaknya ke taman bermain dekat rumah dan biarkan ia bermain.
Copyright © 2022 perhiasanmurah